Program
Sampah makanan sering dipandang sebagai necessary evil, khususnya di industri hospitality. Food rescue adalah upaya penyelamatan surplus makanan yang dihasilkan oleh industri ini dari potensi terbuang. Makanan berlebih tersebut akan diperiksa kembali kualitasnya, dikemas ulang, lalu dibagikan kepada masyarakat pra-sejahtera di Surabaya.
Untuk menjalankan kegiatan tersebut, Garda Pangan melakukan kerja sama dengan mitra-mitra dari kalangan restoran, hotel, bakery, kafe, rumah makan, katering, dan industri makanan lainnya. Food rescue dilakukan setiap harinya dengan menjemput makanan yang tidak terjual dari mitra, untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Untuk menjamin keamanan dari makanan tersebut, Garda Pangan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat untuk memastikan makanan ditangani secara higienis dan disampaikan secara bermartabat.
Dengan food rescue, kita bisa memastikan surplus makanan yang masih layak disalurkan kepada pihak yang membutuhkan, daripada terbuang secara sia-sia.
Faktanya, 20-40% bahan makanan di seluruh dunia terbuang bahkan sebelum sampai toko. Ini karena biasanya toko/swalayan/pasar/masyarakat biasanya punya standar tertentu tentang penampilan buah tersebut.
Karena itulah, akhirnya kebanyakan petani terpaksa membuang hasil panenan yang tampilannya tidak terlihat “cantik”. Inilah yang disebut dengan ugly produce. Padahal nyatanya makanan ini juga masih segar, nikmat, dan bernutrisi seperti buah atau sayur lainnya. Dan bayangkan makanan yang masih sangat layak ini harus dibuang sementara jutaan orang lainnya masih hidup kelaparan!
Dengan gleaning, kami mengumpulkan sisa-sisa panenan yang sengaja ditinggalkan petani di lahan, yang sebenarnya masih sangat layak dimakan, untuk mengurangi potensi sampah makanan.
Indonesia merupakan rumah dari beragam kultur, budaya, dan agama, dengan aneka hari besar dan perayaan, yang selalu melibatkan makanan dalam jumlah besar. Seringkali, sukacita dalam merayakan hari besar ini membuat kita abai terhadap potensi sampah makanan yang dihasilkan.
Berangkat dari fakta inilah, Garda Pangan bergerak untuk menyelenggarakan food drive atau pengumpulan donasi surplus makanan pada momen-momen tertentu. Misalnya, pengumpulan kue kering berlebih pasca hari raya idul Fitri, atau saat terjadi bencana alam. Pengumpulan donasi dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menitipkan kotak-kotak donasi di beberapa drop point di Surabaya, hingga penjemputan donasi oleh para relawan.
Selain dari industri hospitality, Garda Pangan juga berinisiatif menjemput makanan berlebih yang dihasilkan dari event, acara, pesta, atau selebrasi yang menyisakan makanan berlebih dalam jumlah yang banyak. Kami bekerjasama dengan BEM universitas untuk menyalurkan makanan pasca acara-acara kampus seperti seminar, dan juga dengan wedding organizer untuk mendistribusikan makanan dari acara wedding/pernikahan.
Tidak hanya turun langsung melakukan upaya-upaya penyelamatan makanan, kami juga turut aktif menyebarkan kesadaran untuk mengurangi sampah makanan kepada masyarakat lewat kampanye-kampanye kreatif di media sosial atau di CFD.
Dari hasil survey yang dilakukan Garda Pangan pada 321 responden yang tersebar di 31 kecamatan di kota Surabaya, kami mendapatkan fakta bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tindakan-tindakan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkontribusi mengurangi sampah makanan.
Celah inilah yang membuat kampanye dan sosialisasi menjadi penting. Kampanye tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dan dengan cara yang kreatif untuk mengajak sebanyak-banyaknya orang terlibat, seperti misalnya:
- Menyedikan tips-tips praktis untuk meminimalisir potensi sampah makanan lewat media sosial.
- Kampanye kreatif di Car Free Day (CFD) untuk sosialisasi isu sampah makanan.
Kesadaran untuk menghargai makanan dan mengurangi sampah makanan sebaiknya dipupuk sejak dini. Oleh sebab itu, kami menganggap edukasi terhadap isu sampah makanan untuk anak-anak sangat penting, untuk menciptakan generasi yang sadar dan peduli terhadap permasalahan ini.
Edukasi untuk anak-anak yang dilakukan oleh Garda Pangan dibawakan dengan cara yang berbeda, yaitu lewat gamifikasi atau permainan yang seru dan menyenangkan. Dengan metode ini, materi dapat diterima dengan lebih mudah oleh anak-anak.